Advertisements

Header Ads

TUHAN, KALI INI FIRMANMU BERBEDA

Oleh : Guntur Mz


Jika di tanya, kapan waktu paling membahagiakan bagi saya ? Maka saat tulisan ini di buatlah jawabannya, Kenapa ? Sebab tak ada yang lebih luar biasa, daripada menulis tentang diri sendiri. Tulisan ini mungkin akan menjadi persaksian terjujur yang mencerita siapa sebenarnya diri saya. Seperti kejujuran tangan dan kaki, saat persidangan di akhirat nanti. Tak ada yang terlewat, tak ada yang tersembunyi. Tulisan ini juga akan membuat saya,  serupa  buku terbuka, akan sangat mudah untuk di baca.

Tentu bagi yang pernah muda, akan memahami bahwa pencarian jati diri Akan kita alami, baik di lakukan sadar atau Tidak. Pencarian tersebut seperti seorang musafir, yang berjalan jauh namun tidak pernah tau, apa sebenarnya yang ia tuju. Masa itu telah separuh saya lalui, merasa benar dengan segala sabda. Bergaya melebihi maradona, berlagak paling kaya dan berprinsip coba-coba. Padahal, berbicaranya kosong, bergayanya jahil, dan uangnyapun masih sedekahan orang tua. Tapi demikianlah pemuda, wajib benar dengan segala langkah dan titahnya.

Namun seberapapun banyak topeng kepalsuan yang saya gunakan, tak sejengkalpun mampu menutupi lubang kosong dalam hati, rasa ketenangan yang tak kunjung di temukan, meski berbagai macam peran sudah di peragakan, dan saat itu saya mulai memahami bahwa ketenangan memang tak pernah bisa di rupiahkan atau di acak dalam perundian, sebab ia murni produk apriori Tuhan. Bukan made in tangan-tangan seniman, maka untuk bisa menemukannya, saya tak boleh berhenti menghayati, tentang apa sebenarnya yang ada dari segala yang tampak ini.


Net

Di perjalanan banyak kutemui, amarah manusia, duka rasa, cita-cita dan kecewa yang di aduk dalam olahan kepalsuan. Yang marah berusaha ramah, yang berduka berkata tak mengapa, yang bercita bergerak dengan banyak doa dan yang kecewa bersandiwara dengan sedikit tawa, tapi mereka mudah untuk di baca, sehingga kamuflase yang ada, tak menafsirkan makna apapun selain mereka semua tengah berperan ganda.

Perjalanan ku terbayar lunas. Oleh sebuah klub sepak bola asal inggris, yang biasa di sebut Liverpool. Agak aneh bukan !. Saya saja tak menyangka perjalanan panjang saya akan di kadohi Tuhan dengan bingkisan seperti ini, tapi mari saksikan bagaimana klub sepak bola ini menjadi sampul terakhir dari kisah pencarian jati diri ini.

you'll never walk alone (kau tidak akan pernah berjalan sendirian) demikian semboyan klub ini, yang mengisyaratkan sejauh apapun perjalanan mu, Kau tak boleh berfikir bahwa kau tengah sendiri. Lebih jauh dari itu, sedalam apapun kedukaan mu, aku disini bersamamu hendak menghapus itu. Jujur saja, saya tersentak awal mendengar kalimat dan makna filosofi yang ada di dalam baitnya. Pantas saja dimanapun klub ini bermain, para supoter setia siap sedia menemani. Dan bagaimanapun hasil pertandingannya. mereka tetap gagah memberi rasa hormat dan terima kasih yang tertinggi.

Lunas dan tuntas. Perjalanan ku sudah sampai pada tujuan, ternyata Tuhan hanya berpesan padaku, bahwa aku tak pernah berjalan sendirian, jika di sekitar ku sudah tak lagi menyimpan cinta pada ku. Maka tenang, keluarga adalah tempat ku mencari cinta yang tak aku dapatkan di jalanan sana, jikapun keluarga satu persatu berpaling dari ku, maka jangan bimbang, ada Tuhan yang sejengkalpun tak pernah mengalihkan kasihnya padaku.


Benar-benar tak teduga, sebuah klub sepak bola, yang menjadi firman Tuhan untuk mengetuk kesadaran ku. Tapi demikianlah Tuhan, paling bisa mengerti kita.



*Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
https://www.sangsantri.com/

Posting Komentar

2 Komentar