Oleh : Guntur Mz*
"Bakar
semua kapal itu !" demikian perintah mengejutkan sang panglima perang
Tariq bin Ziyad, pada 7000 pasuakannya, sontak mereka bertanya-tanya. Apa
gerangan yang terjadi? Kenapa kapal yang membawa kita dari Afrika ke Spanyol
di perintahkan untuk di bakar? Bagaimana cara kita pulang nanti ?. Sang
panglimapun melanjutkan pidatonya "laut ada di belakang kalian, dan musuh
ada di depan kalian. Tak ada jalan lain bagi kita untuk tetap hidup. Selain
kita masuk, dan menaklukkan bangsa ini". Terjawab tuntas kebimbangan 7000
pasukan itu. Ya..., kapal telah di bakar. Dan kita tak mungkin menyembrangi
lautan dengan berenang. Satu satunya harapan kita ialah, maju dan berperang.
"Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan,
dan sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin pasukan (yang menaklukannya) itu dan
sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu". Demikian hadist nabi yang menyatakan,
kelak konstantinopel akan di taklukkan oleh kaum muslimin. Sejak awal hadist
ini di sampaikan, kaum muslimin berlomba lomba untuk menaklukkan kerajaan
romawi tersebut. Mereka berharap yang di maksud pemimpin dan pasukan terbaik
itu adalah mereka.
Demikianlah
yang di tanamkan sejak kecil pada diri Muhammad Al-Fatih. Ia di latih, di didik
di kemiliteran, dan ditempa imannya. Untuk mewujudukan hadist yang sudah di
sampaikan berabad abad yang lalu. Tepat diusianya yang 21 tahun, Mehmed II
Memimpin pasukannya. Dengan keyakinan besar, Bahwa benteng konstantinopel mudah
untuk di taklukan. Sejarah mencatat, penyerangan berlansung hingga 40 hari.
Namun tak sia sia, kerajaan Romawi timur berhasil di taklukan, dan terbuktilah
hadist nabi.
Dahulu,
saat masih di pondok pesantren, saya juga pernah di semangati serupa ini, beliau
berkata, "seseorang yang naik panggung tanpa persiapan, maka bersiaplah
turun dengan kehinaan" dan lihat hasilnya, masih saja saya tidak
berkembang.
Siapapun
berhak berfikir untuk mewujudkan mimpinya, demikian pesan dari kedua kisah di
atas (yang terakhir gak masuk hitungan). Hal terbesar yang pernah di ciptakan
Tuhan adalah fikiran, ia tak terbatas ruang dan tak terhalang waktu. Pikiran
selalu bisa lebih dulu maju dari jasad. Semisal anda duduk di suatu ruangan, mata,
telinga, dan panca indra hanya bisa menangkap dan beraktifitas di lingkup
ruangan itu saja, tapi pikiran kita? Ia menjangkau ujung dunia. Pikiran adalah
mukjizat Tuhan pada manusia. Jika tidak memanfaatkannya dengan baik, maka sia-sialah
mukjizat itu.
Berfikir
yang benar ialah berfikir yang melahirkan pergerakkan. Jika berfikir yang kita
bangun justru membuat kita senang berpangku tangan, maka itu adalah angan, bukan
produk fikiran. Berfikir dan bergerak sudah seperti api dan hawa panas yang tak
bisa di ceraikan. Mereka di ciptakan untuk saling mengisi, demikian juga
berfikir dan bergerak.
1000
tahun gereja katolik menutup akses berfikir masyarakatnya zaman dulu. Sebab
mereka sangat tahu, bahaya berfikir itu sendiri. Islam maju oleh budaya
berfikir, dari situ pergerakkan yang berkemajuan terbangun. Jika kita lihat
negara maju seperti prancis, kita akan terkejut mengetahui, bahwa anak kelas Enam
SD sudah di ajarkan filsafat. Artinya, mereka sudah di ajarkan berfikir.
Sebagian perguruan tinggi di USA, membebaskan mahasiswanya membuat sendiri
kurikulum pengajaran untuk mereka sendiri. Mereka di persilahkan menyusun
metode dan mata pelajaran yang di yakini akan mengembangkan pribadi mereka,
Itulah berfikir.
Dan
kita, hidup di bangsa yang besar, maka haram hukumnya kita bermimpi kecil.
Sebab, kepala kita terlalu besar untuk bermimpi kecil.
*Mahasiswa Ilmu Tafsir IAIN Pontianak
*Mahasiswa Ilmu Tafsir IAIN Pontianak
https://www.sangsantri.com/
0 Komentar