Advertisements

Header Ads

BISIKAN KEKASIH

Terima kasih tuhan, itulah ungkapan hati saat ini, karena malam ini tepat 06 juli 2019 tuhan kembali menurunkan butiran-butiran hujannya, berawal dari sekedar rintikan, lalu deras dan makin deras teriringi kilauan cahaya guntur yang mengkilat.
 
Hujan memang hebat, apalagi penciptanya, dulu ku paling benci dengan yang namanya hujan karena bagi ku hujan hanyalah penghalang dan membuat basah tubuh saja sebelum ku tau jika hujan menyimpan seribu macam keindahan, apalagi pada yang namanya pelangi, paling benci dan takut, karena kata orang tua dulu pelangi menyimpan dan membawa hantu jhering (red : madura) yang katanya berwarna hitam dan suka mengelilingi manusia jika berada di luar rumah, sebelum akhirnya ku tau jika pelangi hanyalah biasan cahaya yang menyimpan sebuah legenda masyhur dikalangan masyarakat Nusantara khususnya pulau Jawa yakni Legenda Jaka Tarub.

Ingatkah? dulu kita pernah main hujan, karena kita sama-sama penyuka hujan, waktu itu langit gelap, kita berjalan bergandengan tangan tak tentu arah, mengitari pematang sawah yang mulai menguning dan semakin menunduk dan memang begitulah seharusnya bukan malah semakin mendongak dan melambai-lambai tak berisi, tiba-tiba angin berhenti menyapu bumi, langit sore berubah hitam menutup indahnya senja, lalu rintik mulai berdatangan, kita duduk dibawah pohon rindang, berharap ia memberi kita tumpangan, namun yang terjadi ia lebih memilih bersabat dengan angin dan rintik yang tak lama setelah itu berubah menjadi derasnya hujan.

Foto by Ikhsan

Kita kedinginan, kau bersandar dibahuku, dan berkata “aku suka hujan” yang langsung meraih tangan ku dan menariknya menuju pematang itu lagi, tanpa ku sadari, kudongakkan kepala ke langit, dan ku lihat biasan warna-warni menghiasinya, lalu ku bilang padamu “aku ingin kesana” kamu bilang “buat apa?” ku jawab aja ingin bertemu bidadari, masak Jaka Tarub bisa aku ngak bisa, kamu malah terkekeh dan menarik kedua tangan ku.

“sayank, pergi kesana nggak mudah, tak cukup berbekal impian dam mimpi, tapi butuh bangun dari tidur dan melangkah kan kaki, pun tak cukup jika kamu pergi sendiri, harus ada yang selalu setia mensupport dan mendampingi, lagian buat apa kesana mencari bidadari, tidakkah cukup diriku mendampingi?”.

Ungkapanmu membuat ku terenyuh dan menyadari, bahwa selama ini ku manusia yang hanya berkubangan dalam mimpi tanpa menyadari jika tertipu oleh ilusi, terima kasih sayang, terima kasih hujan, kalian memberiku pelajaran yang berarti, untuk melangkah dan meraih mimpi tanpa perlu menoleh kepada mereka yang menyinyir dan menghalangi, biarkan mereka berkata apa yang penting impian tercapai dan membukti, toh nggak selamanya Anjing itu menggonggong dan menakuti ada saat nya dia lelah dan lapar lalu meminta sepotong tulang pada kita tuk digerogoti.

Terima kasih Tuhan
Atas hujannya malam ini
Sungguh hujanmu begitu nikmat
Menumbuhkan tunas-tunas rindu
Menyekarkan bunga-bunga kasih sayang
Merindangkan ranting-ranting kesyahduan
Mengembalikan kenangan yang pernah pergi

--------------------------------------
Yusuf An Nasir, 06 Juli 2019 

https://www.sangsantri.com/

Posting Komentar

0 Komentar