Pernikahan
adalah sesuatu yang sangat sakral dan tentunya menjadi momen yang senantiasa
dinanti-nanti dengan harapan ijab qabul yang terlontar dari lisan yang penuh
kebahagiaan ini hanya terucap sekali seumur hidup. Namun, apalah arti dari
sebuah kesakralan jika satu kata saja sudah terlanjur di muntahkan “THALLAQTUKI”.
Jika
talak sudah terucap, hancur semua kebahagiaan yang selama ini di angan-angankan,
sirna semua harapan yang selalu di bayang-bayangkan, pupus semua keinginan yang
selalu di fikirkan, dan hilang Sakinah Mawaddah yang selama ini selalu di
damba-dambakan.
Mereka
seolah-olah tidak sadar akan bahaya talak. Talak memang sesuatu yang boleh,
bahkan bisa sunnah (dengan alasan tertentu). Namu ingat, talak juga sesuatu
yang dibenci oleh Allah. Kenapa? Karena sebab talak, bahtera yang selama ini di
buat mengarungi samudra kehidupan hancur berkeping-keping, mahligai yang selama
ini di bangun dengan sedemikian rupa musnah tiada tersisa, buah hati yang
selalu di nanti-nanti hilang kasih sayang-nya, terbengkalai semua urusan-nya,
hanya dengan sebuah kata “Thallaqtuki”. Na’uzubillah!!!!
Oleh
karena itu di perlukan beberapa langkah untuk meminimalisir maraknya talak (penceraian),
di antaranya : Bersikaplah
Qana’ah (menerima apa adanya) bukan ada apanya, terima pasangan kita dengan
setulus hati bagaimanapun situasi dan kondisinya.
Tanamkan sejak kecil kepada para generasi kita akan pentingnya pendidikan agama dan moral yang baik serta bagaimana pemerintah agar sering melakukan sosialisasi tentang bahaya kawin muda, meluaskan lapangan pekerjaan, serta meningkatkan perekonomian rakyat. Karena talak kebanyakan di sebabkan oleh faktor ekonomi serta kawin muda yang mana suami belum siap, istripun belum sigap.
Tanamkan sejak kecil kepada para generasi kita akan pentingnya pendidikan agama dan moral yang baik serta bagaimana pemerintah agar sering melakukan sosialisasi tentang bahaya kawin muda, meluaskan lapangan pekerjaan, serta meningkatkan perekonomian rakyat. Karena talak kebanyakan di sebabkan oleh faktor ekonomi serta kawin muda yang mana suami belum siap, istripun belum sigap.
-------------------------
Yusuf An Nasir, 2016
*Tulisan ini pernah dimuat di Jawa Post Radar Banyuwangi pada tahun 2016 dengan judul "Bahaya Kata THALLAQTUKI"
https://www.sangsantri.com/
0 Komentar