Yang
padanya langit memandang
Tapi
maghrib terlalu egois
Hingga
tak pernah memberikan senja padaku
Di
ujung jalan
Senja
datang menanti
Membawa
angin muson yang bertiup tiada henti
Menyeruak,
melewati relung-relung rindu yang sepi
Senja
Dirimu
terlalu indah untuk ku lukis
Dengan
kanvas jingga penuh kemerah-merahan
Diatas
lautan teduh tanpa tepian
Dan
kepada dirimu
Yang
selalu menanti hadirnya senja
Kuberi
nama dirimu
Senjani
Senjani
adalah senja ku
Yang
tiada seorangpun boleh mengetuknya
Apalagi
masuk tanpa permisi
Karena
diriku kan menjaganya
Walau
mungkin warna kita beda
Tapi
tetap aku ingin selalu seperti Andmesh Kamaleng
Yang
bersenandung
---------------------
Yusuf An Nasir, 17 Desember 2019
https://www.sangsantri.com/
3 Komentar
👍👍👍👍
BalasHapustankiyu
Hapus👍👍👍
BalasHapus