Advertisements

Header Ads

ISTRIKU MENYERAMKAN; Ketika Cinta Harus Beristighfar

Ada sepasang suami istri, dimana sang istri adalah wanita yang sangat cantik. Sang suami begitu sangat mencintai sang istri, begitu juga sebaliknya.

Kala itu, sedang maraknya penyakit kulit. Sang istripun terkena dampaknya yang mengakibatkan kerusakan pada kulitnya yang indah. Wajahnya pun mulai hancur digerogoti pengakit tersebut.

Pada saat itu pula sang suami sedang berada di luar kota dan tidak mengetahui jika istrinya terserang penyakit kulit yang ganas. Dan dalam perjalanan pulang, sang suami mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kebutaan.
 
Dari hari ke hari, sang istri yang pada mulanya bak bidadari yang cantik nan mempesona berubah menjadi wanita yang amat jelek dan menyeramkan, namun sang suami tak bisa melihat dan kehidupan mereka pun berjalan seperti biasa, penuh cinta dan kasih sayang seperti awal mereka menikah.
 
Seiring berjalannya waktu, di usia yang ke 40 tahun dari pernikahan mereka, sang istri pun meninggal dunia, sang suamipun bersedih dan merasa sangat kehilangan sekali. Setelah pemakaman, sang suami adalah orang terakhir yang keluar dari pemakaman sang istri.
 
Ketika berjalan, datanglah seorang menyapanya "Pak, bapak mau kemana?". Dia menjawab, "Saya mau pulang". Mendengar jawaban itu, orang tersebut bersedih dengan keadaan dia yang buta dan hidup sendiri. Lalu orang tersebut berkata, "Bukankah bapak buta dan selalu bergandengan dengan sang istri? Gimana sekarang bapak mau pulang sendiri?".
 
Lalu dia menjawab, "Sebenarnya saya tidak buta, selama 40 tahun saya hanya pura-pura buta agar istri saya tidak minder atau rendah diri, kalau saya mengetahui bahwa dia sakit dan wajahnya berubah menjadi menakutkan".
 
Ilustrasi/NET

Masya Allah sungguh anugerah cinta yang luarbiasa. Seteguk kenikmatan anggur dan selayang pandang keindahan bunga Sakura di musim semipun tak akan bisa menyamai kelezatan dan keindahan sang cinta.
 
Ibadah terlama adalah berumah tangga, maka bermodalkan cinta saja tidak akan cukup. Dibutuhkan banyak kesabaran serta keikhlasan agar hati senantiasa merasa tentram.
 
Rumah tangga ibarat hutan yang lebat, yang di dalamnya ada berbagai macam pemandangan. Ada pohon yang rindang nan menyejukan, ada hewan buas yang siap menerkam kapan saja, ada duri yang siap menusuk kulit, ada akar dan rumput yang bisa membuat kaki tersandung dan membuat terjungkal dan ada jurang yang selalu siap memisahkan jarak.
 
Kesabaran ibarat pohon yang menyejukan paru-paru, ego ibarat hewan buas yang siap menerkam, kicauan tetangga ibarat duri yang munusuk, Mantan dan orang ketiga ibarat akar dan rumput yang bisa membuat terjatuh serta amarah seperti jurang yang mematikan kapan saja.

Maka saling mengerti dan memaafkan jalan keluarnya. Bukankah kita memang diciptakan dalam keadaan yang tidak sempurna? Agar kita mampu menjadi pelengkap dalam hidupnya.
Terimalah pasangan kita apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya karena kita bukan mencari yang sempurna, tetapi bagaimana mencintai pasangan dengan cara yang sempurna dalam situasi dan kondisi apapun.

Cinta bukan soal matematika tapi soal rasa, cinta bukan tentang bagaimana engkau memberi dan menerima tapi tentang menghargai dan saling percaya. Cinta bukan tentang siapa yang datang tapi tentang ia yang menetap dan tidak pernah pergi.
 
----------------------
Yusuf An Nasir, 13 Juni 2020

https://www.sangsantri.com/

Posting Komentar

1 Komentar