KOSMOGONI BUKTI KE EKSISTENSIAN TUHAN
Al-qur’an sedikit sekali berbicara tentang Kosmogoni (Kejadian Alam). Mengenai metafisika penciptaan, al-qur’an hanya mengatakan bahwa alam semesta beserta segala sesuatu yang hendak diciptakan Allah di dalamnya tercipta sekedar dengan firman-Nya: “Kun!” jadilah “Fayakun” Maka Terjadi. Oleh karena itu Allah adalah pemilik dan penguasa yang mutlak dari alam semesta yang tak dapat disangkal. Karena kekuasaa_Nya yang mutlak, maka ketika Allah hendak menciptakan langit dan bumi, maka Allah berfirman kepada keduanya “Datanglah kamu keduanya menurut perintahku dengan suka hati maupun dengan terpaksa” (41:11).
Itulah
sebabnya mengapa Al-Qur’an menyatakan bahwa keseluruhan alam semesta sebagai
“Muslim”. karena setiap sesuatu yang berada di dalamnya (kecuali manusia yang
dapat menjadi atau tidak menjadi “Muslim” menyerah kepada Allah dan memuji_Nya.
Satu-satunya petunjuk di dalam Al-qur’an mengenai “pembentangan” alam adalah
ayat :”apakah manusia-manusia yang ingkar itu tidak menyaksikan (mengetahui)
bahwa langit dan bumi (jagat raya ini) adalah sebuah massa yang tidak dapat
dipisah-pisahkan dan kemudian kami membentangkannya?” (21:30). Disebutkan pula
bahwa keseluruhan proses penciptaan alam semesta ini terjadi dalam “enam masa”.
Al-qur’an
memang hanya sedikit sekali berbicara mengenai kosmogoni, tetapi Al-qur’an
sering kali dan berulangkali membuat pernyataan-pernyataan mengenai alam dan
fenomena-fenomena alam. dan pernyataan-pernyataan ini menghubungkan alam dengan
Allah, dengan manusia, ataupun dengan kedua-duanya. Pernyataan-pernyataan ini
umumnya menggambarkan kekuasaan serta kebesaran Allah yang tak terhingga dan
menyerukan agar manusia beriman kepada-Nya, atau menggambarkan belaskasih-Nya
yang tak terhingga dan menyerukan agar manusia bersyukur kepada-Nya. Di dalam
kedua hal ini, baik kebesaran alam semesta dan manfaatnya bagi manusia, maupun
stabilitas dan regularitas fenomena-fenomena alam, sama-sama ditekankan.
Jika
engkau menabur benih dan merawatnya maka engkau dapat megharapkan hasilnya,
tetapi jika tidak maka janganlah engkau harapkan. Jika engkau membuat sebuah
kapal, kemudian menaruhnya ketengah lautan, dan angin datang bertiup, maka
engkau dapat mengharapkan perdagangan yang menguntungkan, tetapi jika tidak
janganlah engkau harapkan demikian. Jadi di dalam setiap kejadian sebab-sebab
alamiah selalu ada.
Disamping
sebab-sebab alamiah tersebut ada pula sebab-sebab lain yang lebih penting dan
memberikan makna serta intelligibilitas kepada keseluruhan proses alamiah
tersebut. Sebab-sebab yang lebih tinggi ini bukanlah duplikat atau pelengkap
terhadap sebab-sebab alamiah tersebut. Sebab-sebab ini bekerja di dalam
sebab-sebab alamiah, atau lebih tepatnya jika di katakan: identik dengan
sebab-sebab alamiah. Al-qur’an mengemukakan sebab-sebab alamiah dan sebab-sebabilahiah atau religius di dalam konteks-konteks yang berbeda dan jelas sekali,
dengan tujuan-tujuan yang berbeda.
Perbedaanterpenting di antara Allah dengan ciptaan-Nya adalah: jika Allah tak terhingga
dan mutlak, maka setiap sesuatu yang diciptakan-Nya adalah terhingga. Setiap
sesuatu memiliki potensi-potensi tertentu tetapi betapapun banyaknya
potensi-potensi tersebut tidak dapat membuat yang terhingga melampaui
keterhinggaannya dan menjadi tidak terhingga. Inilah yang dimaksudkan Al-qur’an
bahwa setiap sesuatu selain Allah “memiliki ukuran”. Jika suatu ciptaan
melanggar hukumnya dan melampaui ukurannya, maka alam semesta menjadi kacau.
Al-qur’an sering mengemukakan tata alam semesta yang sempurna ini tidak hanya
sebagai bukti mengenai adanya Allah tetapi juga sebagai bukti mengenai
keesaan-Nya.
Di
sini harus kita camkan bahwa “ukuran” ini mempunyai sebuah bias holistik yang
kuat, yaitu pola-pola, watak-watak, dan kecendrungan-kecendrungan. Sebuah
peristiwa tidak dapat di fahami berdasarkan kejadian-kejadian dan aksi-aksi
tertentu. Oleh karena itu perkataan “ukuran” ini dapat menunjukan teori
predeterminasi (takdir), walaupun dapat diartikan sebagai semacam “determinisme
holistik”.
Perbedaan
di antara alam dengan manusia adalah jika bagi manusia aksi-aksi moralnya
terjadi karena kehendaknya sendiri, maka tidak demikian halnya bagi alam.
Sesunguhnya alam sedemikian terjalin erat dan bekerja dengan regularitas yang
sedemkian rupa sehingga ia merupakan keajaiban Allah. Selain Allah, tak ada
sesuatupun yang dapat membangun alam yang maha luas dan kokoh ini.
Refrensi-refrensi
mengenai fenomena-fenomena seperti regularitas siang dan malam, musim hujan
yang menyuburkan tanah dan musim kemarau yang menggersangkan tanah yang saling
bergantian, acapkali kita jumpai di dalam Al-qur’an.
Misinisasi
raksasa atau alam semesta ini beserta segala proses-proses kausalnya adala
petanda (ayat) atau bukti yang paling penting mengenai Penciptanya. Kecuali
yang Maha Kuat dan Maha Pengasih yang mempunyai maksud tertentu di dalam
penciptaan alam semesta ini, maka siapakah yang dapat menciptakan sesuatu
dengan dimensi yang sedemikian luasnya dan dengan keteraturan serta design yang
sedemikan rumit dan mendetailnya?.
Tetapi
manusia meremehkan, melengahkan, bahkan mengingkari Allah. Karena menurut
pandangannya proses-proses alam terjadi karena sebab-sebab tersendiri. Ia tidak
menyadari bahwa alam semesta adalah sebuah petanda yang menunjukan kepada
sesuatu yang berada diAtasnya dan bahwa tanpa sesuatu itu alam semesta beserta sebab-sebab
alamiahnya tidak pernah ada.
Manusia
memandang peristiwa-peristiwa alam karena sebab-sebab alamiahnya, tanpa
memahami keterlibatan Allah di dalam peristiwa-peristiwa tersebut, dan apabila
terjadi “keajaiban supranatural” barulah mereka tidak menyangsikan lagi bahwa
kejadian ini disebabkan oleh Allah.
Walaupun
dapat dikatakan bahwa alam semesta bersifat otonom karena ia bekerja menurut
hukum-hukum yang diberikan Allah kepadanya, namun kita tidak dapat mengatakan
bahwa alam semesta bersifat otokratis, karena ia tidak memiliki ultimasi atau
rasionalnya sendiri sebagai bagiannya yang integral.
_________________________
Yusuf An Nasir, Sui. Malaya, 03 Januari 2019
Ilustrasi/net |
https://www.sangsantri.com/
2 Komentar
Masyaallah, keren sup, teruslah berkarya😊
BalasHapusiya
Hapussyukron..mudah2an sesuai harapan