Advertisements

Header Ads

KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM (Makalah Akhlak Tasawwuf)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.    Rumusan masalah
C.    Tujuan dan manfaat penulisan
D.    Metode Penulisan
E.    Sistematika Penulisan

BAB II : KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM
A.    Pengetian Manusia
B.    Hakikat Manusia
C.    Kejadian Manusia
D.    Tujuan Penciptaan Manusia
E.    Fungsi dan Peranan Manusia


BAB IV : PENUTUP
A.    Kesimpulan

Daftar Pustaka











KATA PENGANTAR

Puja puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang karena berkat rahmat, karunia, serta taufik dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep Manusia Dalam Islam ini dengan baik, meskipun dapat dipastikan banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami sampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Bapak Muh. Gito Saroso, S.Ag., M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Akhlak Tasawwuf yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Sehingga mampu menambah wawasan kami.
       Besar harapan kami makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Hakikat Manusia. Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



Pontianak, 27 September 2018


Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, manusia dan berbagai hal dalam dirinya sering menjadi perbincangan diberbagai kalangan. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya. Para ahli telah mencetuskan pengertian manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini belum ada kata sepakat tentang pengertian manusia yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari banyaknya sebutan untuk manusia, misalnya homo sapien (manusia berakal), homo economices (manusia ekonomi) yang kadangkala disebut Economical Animal (Binatang ekonomi), dan sebagainya.
Agama islam sebagai agama yang paling baik tidak pernah menggolongkan manusia kedalam kelompok binatang. Hal ini berlaku selama manusia itu mempergunakan akal pikiran dan semua karunia Allah SWT. dalam hal-hal yang diridhoi-Nya. Namun, jika manusia tidak mempergunakan semua karunia itu dengan benar, maka derajat manusia akan turun, bahkan jauh lebih rendah dari seekor binatang. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 179.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi) neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.

B.    Rumusan masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang manusia dalam pandangan islam, maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Apa Pengetian Manusia Dalam Islam?
2.    Apa Hakikat Manusia Dalam Islam?
3.    Bagaimana Kejadian Manusia?
4.    Apa Tujuan Penciptaan Manusia?
5.    Apa Fungsi dan Peranan Manusia?

C.    Tujuan dan manfaat penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak tasawwuf dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca tentang manusia dalam pandangan islam dan untuk membuat kita lebih memahami islam.

D.    Metode Penulisan
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media-media lain seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.

E.    Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan manusia dalam pandangan islam serta fungsi dan peranan manusia dalam islam. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan.

A.    Pengetian Manusia
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-basyar, al-insaan, an-naas, al-abd, bani adam dan sebagainya. Kata basyar disebut dalam Al-Qur’an 27 kali. Kata basyar menunjuk pada pengertian manusia sebagai makhluk biologis (QS. Ali ‘Imran [3]: 47) tegasnya memberi pengertian kepada sifat biologis manusia, seperti makan, minum, hubungan seksual dll. Kata Al-Insan dituturkan sampai 65 kali dalam Al-Qur’an yang berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Kata An-Nas disebut sebanyak 240 kali dalam Al-Qur’an yang mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial dengan karakteristik tertentu misalnya mereka mengaku beriman padahal sebenarnya tidak. Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam. Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.

B.    Hakikat Manusia
Hakikat manusia dalam islam  :

1.    Manusia sebagai hamba Allah
Tujuan Allah mengadakan dan menjadikan manusia di muka bumi ini ialah agar manusia itu mengabdi kepada Allah atau menjadi pengabdi Allah SWT. Mengabdi kepada Allah berarti menurut apa saja yang dikehendaki oleh Allah. Apa saja yang dikehendaki oleh Allah, maka itu pula yang dikehendaki oleh pengabdi Allah, dan apa saja yang dibenci oleh Allah, maka itu pula yang dibenci oleh pengabdi Allah.

2.    Manusia sebagai makhluk yang mulia
Allah menciptakan manusia sebagai penerima dan pelaksana ajarannya dan karena itu manusia ditempatkan pada kedudukan yang mulia baik dilihat dari biologis maupun dari segi psikologisnya. Disamping itu manusia diciptakan dengan bentuk fisik yang harmonis dan bagus. Agar manusia dapat mempertahankan kedudukan manusia yang mulia, maka allah membekali dan melengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkan manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam suatu proses kependidikan, kemudian membudayakan ilmu yang dimilikinya tersebut.

3.    Manusia sebagai pemelihara dan pemanfaat kelestarian alam
Allah telah memberikan kelengkapan bagi manusia berupa potensi-potensi rokhani yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain terutama akal. Oleh karena itu, manusia diberi tugas untuk memelihara, melestarikan, dan memanfaatkan alam sekitar. Itulah tugas manusia sebagai penguasa di bumi ini untuk mengurus, memelihara dan mengelola alam semesta ini.

C.    Kejadian Manusia
Para ahli masih mempertentangkan asal usul kejadian manusia. Dengan dua versi tinjauan yaitu Rasional (Antropologi) dan Tekstual (Nash Al-quran). Para ahli masih mempertentangkan asal usul kejadian manusia. Dengan dua versi tinjauan yaitu rasional (antropologi) dan tekstual (nash alquran). Dari tinjauan rasional (antropologi) yaitu bertumpu pada teori evolusi, yang menyatakan bahwa jenis hewan dan tumbuhan yang ada sekarang, tidak langsung lahir seperti wujudnya sekarang. Dengan demikian halnya, manusia berasal dari bangsa yang lebih rendah, yakni hewan. Teori ini dipelopori oleh Charles Darwin dengan hasil evolusinya.

Sedangkan jawaban yang paling memuaskan berdasarkan pada Al-quran atau nash, manusia adalah makhluk biologis, psikologis, dan sosial. Ketiganya harus dikembangkan dan diperhatikan hak maupun kewajibannya secara seimbang, dan selalu berada dalam hukum-hukum yang berlaku. Tentang asal-usul manusia, alquran menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah liat.

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ  ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (Q.S. Al-Mu’minun: 12-14)

D.    Tujuan Penciptaan Manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian penyembahan kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin salam shalat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia pada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah ritual yang menyangkut hubungan VertiKal (manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang menyangkut Horizontal (manusia dengan alam semesta dan manusia).

Penyembahan manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik. Oleh karena itu penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia termasuk pada ritual – ritual penyembahannya. Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyambah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki  supaya mereka member aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh” (Az-Zaariyaat, 51:56-58). “Dan mereka tidak di perintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan degnan dekimikian itulah agama yang lurus” (Bayyinah, 98:5)

Penyembahan yang sempurna dari seseorang manusia akan menjadikan  dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelola kehidupan alam semesta. Keseimbangan alam dapat terjaga dengan hukum-hukum alam yang kokoh. Keseimbangan pada kehidupan manusia tidak sekedar akan menghancurkan bagian-bagian alam semesta yang lain, inilah tujuan penciptaan manusia di tengah-tengah alam.

E.    Fungsi dan Peranan Manusia
Berpedoman kepada QS. Al-Baqarah 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain. Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, diantaranya adalah :

1.    Belajar (surat An Naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.

2.    Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39) ; Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain. Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al Quran dan juga Al Bayan.

3.    Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ) ; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.
Di dalam beberapa surah yang lain juga disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia.

a.    Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56 “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah_Ku”.

b.    Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa hanya Dialah Tuhannya. Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang tuanya yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam. Hal ini tercantum dalam QS Al A’raf : 172.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
“Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ”Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka menjawab: ”Betul (Engkau Tuhan Kami), kami menjadi saksi”.(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: ”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. 

c.    Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam yang mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rosulullah kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul tanggung jawab ini. Karena kholifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia ini.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Keberadaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi utama, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Manusia hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri manusia terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. 

Hakekat manusia dalam pandangan islam yaitu sebagai khalifah di bumi ini. Yang mampu merubah bumi ini kearah yang lebih baik. Hal yang menjadikan manusia sebagai khalifah adalah karena manusia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lainnya, seperti akal dan perasaan. Selain itu manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang paling baik, ciptaan Allah yang paling sempurna.

Kewajiban manusia kepada khaliknya adalah bagian dari rangkaian hak dan kewajiban manusia dalam hidupnya sebagai suatu wujud dan yang maujud. Didalam hidupnya manusia tidak lepas dari adanya hubungan dan ketergantungan. Adanya hubungan ini menyebabkan adanya hak dan kewajiban. Hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan makhluk dengan khaliknya. Dalam masalah ketergantungan, hidup manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada yang lain. Dan tumpuan serta ketergantungan adalah ketergantungan kepada yang Maha Kuasa, yang Maha Perkasa, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Sempurna, ialah Allah rabbul’alamin, Allah Tuhan Yang Maha Esa.

Daftar Pustaka

1.    Yasir Nasution Muhammad, Konsep manusia menurut Al-Ghazali sebagai terkandung dalam buku-buku falsafat dan tasawufnya. Syarif Hidayatullah;1987
2.    Modul pembelajaran, Ilmu pengetahuan Sosial untuk Smp/MTs; Ganeca.2006
3.    https://plus.google.com/106347448607544468273/posts/BdH3WbGGgMy
4. https://annisawally0208.blogspot.com/2016/06/contoh-makalah-konsep-manusia-menurut.html

https://www.sangsantri.com/

Posting Komentar

0 Komentar