NET |
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................
A.
Latar Belakang...........................................................................
B.
Rumusan masalah......................................................................
C.
Tujuan dan manfaat penulisan....................................................
D.
Metode Penulisan.......................................................................
E.
Sistematika Penulisan.................................................................
BAB II : PEMBAHASAN...........................................................................
A.
Pengertian
Dakwah....................................................................
B.
Tujuan
Dakwah.........................................................................
C. Unsur-Unsur Dakwah.................................................................
D. Istilah-Istilah Dakwah.................................................................
A.
Kesimpulan...............................................................................
B.
Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
KATA PENGANTAR
Puja puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
yang karena rahmat, karunia, serta taufik dan inayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Hakikat Dakwah ini dengan baik, meskipun dapat
dipastikan banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami sampaikan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada Ibu Dr. Cucu, M.Ag. selaku dosen pengampu
mata kuliah Ilmu Dakwah yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Sehingga
mampu menambah wawasan kami.
Besar
harapan kami makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Hakikat Dakwah. Kami menyadari bahwa di dalam makalah
ini terdapat terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Pontianak, 17 Maret 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama islam
berkembang di berbagai belahan dunia, tidak lain karna adannya aktifitas
dakwah. Oleh karena itu, dakwah merupakan kewajiban yang tidak dapat
ditinggalkan oleh setiap muslim, baik secara individual maupun secara kolektif,
karna dakwah merupakan kewajiban secara individual (fardhu `ain)
sekaligus juga merupakan kewajian kolektif (fardhu kifayah) bagi umat
islam. Selama ini dakwah islam seperti terjadi stagnansi, sehingga aktivitas
dakwah islam seakan berjalan ditempat. Dakwah islam lebih banyak sebagai
tontonan, belum sebagai tuntunan.
Dakwah juga
merupakan segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran islam kepada orang lain
dengan berbagai cara bijaksana agar memahami dan mengamalkan ajaran islam dalam
semua lapangan kehidupan.”Berbagai cara bijaksana” itu mestilah dilaksanakan
dengan seperangkat ilmu yang dikenal sebagai ilmu dakwah.
Ilmu dakwah
adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian
orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu
idiologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu.
Ilmu dakwah
tidak saja bagi para mahasiswa yang memplajari keilmuan dakwah secara teoretis,
melainkan bagi siapapun yang tertarik untuk terjun dalam gerakan dakwah islam,
khususnya di negeri kita tercinta ini.
Oleh karna
itu kesempatan ini kami disini membahas tentang dakwah dan pengertiannya, agar
kita semua dapat mengerti atau memahami apa yang dimaksud dengan dakwah.
B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mengulas
tentang Hakikat Dakwah, maka diperlukan subpokok
bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut:
A. Apa Pengertian Dakwah?
B. Apa Saja Tujuan Dakwah?
C. Apa Saja Unsur-Unsur Dakwah?
D. Apa Saja Istilah-Istilah Dakwah?
C.
Tujuan dan manfaat penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Dakwah dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan
masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan penulis dan pembaca dan untuk membuat kita lebih memahami tentang Hakikat
Dakwah.
D.
Metode Penulisan
Penulis memakai metode studi
literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi makalah ini
bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media-media lain seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang
diambil dari internet.
E.
Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab
pembahasan, dan bab penutup. Adapun Bab Pendahuluan terbagi atas : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Sedangkan Bab Pembahasan dibagi berdasarkan
subbab yang berkaitan dengan Pengertian
Dakwah serta Tujuan dan Unsur-unsur Dakwah. Terakhir, Bab Penutup terdiri atas Kesimpulan dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN
Dakwah
menurut bahasa merupakan bentuk masdar dari kata da’a, yad’u, da’watan. Da’wah
mempunyai tiga huruf asal yaitu: dal, ‘ain dan wawu. Dari ketiga huruf
tersebut terbentuk beberapa kata dengan beberapa makna. Makna tersebut adalah
panggilan, seruan, ajakan, dan undangan. Definisi ini telah disepakati bersama
oleh ulama dan tokoh dakwah. Kesepakatan itu juga telah disepakati oleh para
ahli bahasa.[1]
Secara
istilah, dakwah berarti menyeru untuk mengikuti sesuatu dengan cara dan tujuan
tertentu (Siti Sumijati, dalam Aep Kusnawan dkk, 2004). Dari sekian banyak
definisi tentang dakwah, mulai dari sekedar tabligh (menyampaikan) hingga semua
proses realisasi ajaran islam dalam kehidupan, umumnya para ulama (seperti
Muhammad Abu Al-Futuh, Muhammad Al-Khaidar Husayn dan Ahmad Ghalwasy) sepakat
bahwa dakwah adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan serta
mempraktekkan ajaran islam di dalam kehidupan sehari-hari (Faizah dan Lalu Muchsin,
2006: 7).[2]
Selain
itu, para pakar dakwah merumuskan pengertian dakwah dengan merujuk pada
ayat-ayat Al-Qur’an yang merupakan kitab dakwah. Seperti: surah Al-Nahl ayat
125, yang mengisyaratkan kewajiban mengajak ke jalan Allah dengan
mempertimbangkan penggunaan metode dakwah; surah Ali Imran ayat 104 yang
mengisyaratkan adanya organisasi yang bergerak untuk menegakkan amar ma’ruf
nahi munkar; dan surah Fushilat ayat 33 yang mengisyaratkan adanya
bentuk-bentuk kegiatan dakwah.[3]
Tujuan
merupakan pernyataan bermakna, keinginan yang dijadikan pedoman manajemen
organisasi untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan yang dilakukan dalam
dimensi waktu tertentu. Tujuan (objective) diasumsikan berbeda dengan sasaran
(goals). Dalam tujuan memiliki target-target tertentu untuk dicapai dalam
waktu-waktu tertentu. Sedangkan sasaran adalah pernyataan yang telah ditetapkan
oleh manajemen puncak untuk menentukan arah organisasi dalam jangka panjang.[4]
Sebenarnya tujuan dakwah itu tidak lepas dari pembicaraan tentang Islam
sebagai agama dakwah. Islam berintikan pengambilan fitrah manusia pada esensi
semula sebagai hamba Allah dan sekaligus khalifatullah. Manusia adalah puncak
ciptaan Allah yang tertinggi di muka bumi ini. Dan fitrah manusia paling hakiki
yang diajarkan Islam adalah tauhid.[5]
Diantara
tujuan dakwah dapat ditemukan dalam surah Yusuf ayat 108 :
قُلْ هَٰذِهِ
سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ
وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah:
"Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada
termasuk orang-orang yang musyrik".[6]
Merujuk pada
ayat diatas, Rasyad Saleh[7],
membagi tujuan dakwah menjadi dua, yaitu tujuan utama dan tujuan perantara.
Tujuan utama adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai dari seluruh
kegiatan dakwah. Dengan demikian tujuan dakwah adalah terwujutnya kebahagiaan
dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridhai Allah AWT. sedangkan
tujuan perantara merupakan nilai-nilai yang dapat menghantarkan pada tujuan
utama dakwah.[8]
Secara umum,
Dr. M. Quraish Syihab[9],
mengemukakan tujuan dakwah dalam melihat peran intelektual muslim sebagai unsur
kontrol sosial adalah sebagai berikut:
1. Mempertebal dan memperkokoh iman kaum muslimin, sehingga
tidak tergoyahkan oleh pengaruh-pengaruh negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, atau paham-paham yang membahayakan negara, bangsa dan agama.
2. Meningkatkan tata kehidupan umat dalam arti yang luas
dengan mengubah dan medorong mereka untuk menyadari bahwa agama mewajibkan
meraka untuk berusaha menjadikan hari esok lebih cerah dari hari ini.
3. Meningkatkan pembinaan akhlak umat Islam, sehingga
memeliki sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan beragama, bermasyarakat
dan bernegara.
Meskipun definisi tentang tujuan dakwah bervariasi,
namun pada hakekatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman, dalam bidang
kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur, untuk mempengaruhi cara
merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan
individual serta kultural dalam rangka kehidupan manusia, dengan menggunakan
cara tertentu.
Dengan demikian, dari semua tujuan - tujuan tersebut
di atas, merupakan penunjang daripada tujuan akhir aktivitas dakwah. Tujuan
akhir aktivitas dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manusia
lahir dan batin di dunia dan di akhirat nanti.
Dalam
kegiatan atau aktivitas dakwah perlu diperhatikan unsur-unsur yang terkandung dalam
dakwah atau dalam bahasa lain adalah komponen-komponen yang harus ada dalam
setiap kegiatan dakwah. Dan desain pembentuk tersebut adalah meliputi :
1. Da’i
Da’i adalah orang yang melaksanakan
dakwah baik lisan maupun tulisan atau perbuatan yang baik secara individu,
kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Kata da’i ini secara umum
sering disebut dengan mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran islam) namun
sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit karena masyarakat umum
cenderung mengartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran islam melalui
lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya.
2. Mad’u
Mad’u adalah manusia yang
menjadi mitra dakwah atau menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah,
baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam
maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.
3. Maddah
Maddah adalah isi pesan
yang disampaikan da’i kepada mad’u. Secara umum pesan dakwah dikelompokkan
menjadi:
a. Pesan Aqidah, meliputi Iman kepada Allah,
Iman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Iman kepada Kitab-kitab-Nya, Iman kepada
Rasul-rasul-Nya, Iman kepada hari Akhir, Iman kepada Qadha dan Qadhar.
b. Pesan Syari’ah, meluputi Thaharah, Ibadah,
Mawaris, Munakahat dan Mu’amalah
c. Pesan Akhlaq, meliputi akhlaq kepada Allah
SWT., akhlaq terhadap sesama makhluk dan sebagainya
4. Wasilah
Wasilah adalah alat yang
dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u. Pada dasarnya
dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang dapat merangsang indera-indera
manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat
dan efektif wasilah yang dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran
islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.
5. Thariqah
Thariqah adalah jalan atau
cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam).
6. Atsar
Atsar dalam ilmu komunikasi
biasa disebut dengan feed back (Umpan balik). Dalam bahasa sederhananya
adalah reaksi dakwah yang ditimbulkan oleh aksi dakwah.[10]
Banyak sekali istilah-istilah
di dunia ini yang terkait dengan dakwah, berikut istilah-istilah yang berkaitan dengan
dakwah :
1.
Amar Ma’ruf nahi mukar
Secara bahasa, ma’ruf berasal dari kata ‘arafa yang berarti mengetahui dan mengenal. Maka, ma’ruf adalah sesuatu
yang dikeanal, dimengerti, dipahami, diterima,dan pantas. Sebaliknya munkar
adalah sesuatu yang dibenci, ditolak dan tidak pantas.
Dengan demikian ma’ruf dan munkar lebih mengarah kepada norma dan tradisi
masyarakat.[11]
2.
An-Nashihah
An-Nashihah
artinya memberi petunjuk yang baik, yaitu tutur kata yang baik dalam
menyampaikan pesan-pesan dakwah. Nasihat yang dimaksud adalah usaha memperbaiki
tingkah laku sesorang atau sekelompok orang (masyarakat).
3.
Mau’izhah
Maui’zhah
artinya memberi nasihat, atau membari pelajaran yang baik kepada orang lain.
Kata maui’zhah biasanya dikaitkan dengan maui’zhah hasanah (nasihat yang
baik).
4.
Al-Irsyad
Al-Irsyad
adalah suatu upaya untuk mendorong manusia agar mau mengikuti petunjuk dengan
menyampaikan kebenaran islam, Sekaligus larangan-larangan sehingga menimbulkan
perbuatan manusia untuk mengikuti Islam.
5.
Ad-Di’ayah
Ad-Di’ayah
adalah propaganda , yaitu upaya untuk mempropagandakan agama islam sehingga
mereka mengikuti ajaran islam. Ad-Di’ayah, juga dapat diartikan sebagai suatu
usaha untuk menarik perhatian dan simpati seseorang baik secara individu maupun
secara kelompok (masyarakat) terhadap suatu sikap, tidakan atau pemikiran
dengan menggunakan bujukun, pujian, dan sejenisnya.[12]
6.
Tabsyir dan Tandzir
Tabsyir
adalah memberikan uraian keagamaan kepada orang lain yang isinya berupa
berita-berita yang menggembirakan orang-orang yang menerimanya, seperti berita
tentang janji Allah Swt. Kebalikan dari kata tabsyir adalah tandzir adalah
menyampaikan uraian keagamaan kepada orang lain yang isinya peringatan dan
ancaman bagi orang-orang yang melanggar syari’at Allah Swt. Tandzir diberikan
dengan harapan orang yang menerimanya tidak melakukan dan menghentiakan
perbuatan dosa.[13]
7.
Tarbiyah dan Ta’lim
Kedua
istilah ini memiliki arti yang tidak jauh berbeda dengan dakwah. umumnya
Keduanya diartikan dengan pendididikan dan pengajaran. Pendidikan merupakan
transformasi nilai-nilai, ilmu pengetahuan maupun keterampilan yang membentuk
wawasan, sikap, dan tingkah laku individu dan masyarakat. Kata tarbiyah dalam
kamus dapat berarti mengasuh, mendidik, memelihara, tumbuh, tambah besar, dan
membuat (Al-Munawwir, 1997:469).
Ta’lim
dalam kamus juga berarti pengajaran, pendidikan dan pemberi tanda. Pada
umumnya, ta’lim diartikan dengan pengajaran tentang suatu ilmu. Ini tidak salah
karena ta’lim berasal dari kata ‘alima artinya mengetahui atau ‘ilmun (ilmu
pengetahuan). Disisi lain ada yang menjelaskan ta’lim sebagai proses pengajaran
yang hanyapada tingkat pemahaman, sedangkan tarbiyah adalah upaya untuk
mendorong melaksanakannya.[14]
8.
Tabligh
Dalam
aktivitas dakwah tabligh berarti menyampaikan ajaran islam kepada orang lain.
Tabligh lebih bersifat pengenalan dasar tentang islam. Pelakunya disebut
muballigh, yaitu orang yang melakukan tabligh. Seorang muballigh akan
menghadapi orang-orang yang beraneka ragam pemahamannya khususnya orang
yang awam tentang islam. Karena awamnya ini, boleh jadi rintangan dan ancaman
terhadap muballigh sangat besar. Dalam surat Al-Maidah ayat 67 dijelaskan bahwa
Rasulullah SAW diperintahkan untuk tabligh (menyampaikan wahyu yang diterima
dari Allah SWT) dan Allah menjanjikan penjagaannya.[15]
9.
Khotbah
Khotbah
adalah pidato yang disampaikan untuk menunjukkan kepada pendengar mengenai
pentingnya suatu pembahasan. Pidato diistilahkan dengan khitabah. Dalam bahasa
indonesia sering ditulis dengan khutbah atau khotbah. Pidato Rasulullah yang
disampaikan pada haji terakhir sebelum wafat disebut oleh para ahli sejarah
dengan khotbah wada’ (khotbah perpisahan). Orang yang berkhotbah disebut
khotib.[16]
10. Washiyah atau
Taushiyah
Washiyah
berarti pesan atau perintah tentang sesuatu. Kegiatan menyampaikan washiyah
disebut taushiyah. Kata ini kemudian dalam bahasa indonesia ditulis dengan
wasiat. Pengertian ini dipahami dari kata washiyah dan kata pengembangannya
dalam Al-Qur’an dam Hadits. Dalam konteks dakwah, wasiat adalah berupa pesan
moral yang harus dijalankan oleh penerima wasiat.[17]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dakwah
menurut bahasa adalah panggilan, seruan, ajakan, dan undangan. Secara istilah,
dakwah berarti menyeru untuk mengikuti sesuatu dengan cara dan tujuan tertentu.
Tujuan dakwah
bervariasi, namun pada hakikatnya dakwah merupakan aktualisasi imani yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman, dalam bidang
kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur, untuk mempengaruhi cara
merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan
individual serta kultural dalam rangka kehidupan manusia, dengan menggunakan
cara tertentu.
Unsur-Unsur
Dakwah ada 6 yaitu :
1. Da’i
2. Mad’u
3. Maddah
4. Wasilah
5. Thariqah
6. Atsar
Istilah-istilah
yang berkaitan dengan dakwah
1.
Amar Ma’ruf nahi mukar
2.
An-Nashihah
3.
Mau’izhah
4.
Al-Irsyad
5.
Ad-Di’ayah
6.
Tabsyir dan Tandzir
7.
Tarbiyah dan Ta’lim
8.
Tabligh
9.
Khotbah
10. Washiyah atau
Taushiyah
B.
Saran
Ilmu dakwah adalah ilmu yang sangat
penting untuk dipelajari secara lebih rinci dan diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. marilah kita senantiasa meneruskan aksi dakwah kita untuk
memajukan Islam didunia ini. Didalam penulisan makalah ini, kami menyadari
belum sempurna dan lengkap menjelaskan tentang Hakikat
Dakwah. Oleh karena itu, kami mengharapkan kriktik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun untuk perbaikan penulisan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Warson,
Ahmad Munawwir. 1997. Al-Munawwir
Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif.
Ibrahim.
2015. Dakwah Dalam Kemasan Media, Pontianak: IAIN Pontianak Pers.
Aziz, Ali
Muhammad, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media.
Nurjamilah
Cucu. 2013. Ilmu Dakwah, Pontianak: STAIN Pontianak Pres.
Sofyan Hadi.
2012. Ilmu Dakwah (konsep paradigma hingga metodologi), CSS, Jember.
Saleh
Abdul Rasyad. 1993. Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Munir Amin
Samsul. 2009. Ilmu Dakwah, Jakarta, Amzah.
Ilaihi
Wahyu, M.A. 2013. Komunikasi Dakwah, Bandung: Rosda.
Moh.
Ali aziz. 2004. Ilmu Dakwah, Jakarta: kencana.
Muhiddin
Asep. 2002. Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia.
https://tafsirweb.com/3846-surat-yusuf-ayat-108.html,
diakses pada 18 Maret 2019
[1] Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya:
Pustaka Progresif, 1997), hlm. 407
[2] Ibrahim, Dakwah Dalam Kemasan Media, (Pontianak: IAIN
Pontianak Pers, 2015), hlm. 9-10
[3] Cucu Nurjamilah, Ilmu Dakwah, (Pontianak: STAIN Pontianak
Pres, 2013), hlm 2-3
[7] Abdul Rasyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1993), hlm. 21-27
[8] Cucu Nurjamilah, Ilmu Dakwah, (Pontianak: STAIN Pontianak
Pres, 2013), hlm. 8-9
[10] Wahyu Ilaihi, M.A. Komunikasi Dakwah, (Bandung: Rosda,
2013), hlm. 19-21
[12] Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an, (Bandung:
Pustaka Setia, 2002) hlm.64
https://www.sangsantri.com/
0 Komentar