Ngopi
adalah salah satu diantara sekian banyak tradisi yang melekat pada diri seorang
mahasiswa, mengopi merupakan cara mahasiswa menjalin kebersamaan, ‘sedap’nya
kampus adalah karena kepulan asap dari nikmatnya secangkir kopi. Dengan secangkir
kopi, cukup untuk membentuk lingkaran-lingkaran kecil, tiga, lima sampai
sepuluh orang. Dalam tawa yang renyah, cerita, canda, ataupun suka duka, luruh
dan larut dalam seruputan-seruputan yang tak terbayang kenikmatannya. Dan
dengan secangkir kopi terobatilah rasa lara, sedih, jenuh dan beban-beban
kehidupan.
Di
antara rutinitas mahasiswa yang padat, ngopi adalah jeda. Diantara notasi
muzaik jatuh-bangun, ngopi adalah irama. Diantara gemblengan dosen yang keras,
ngopi adalah ‘pariwara’, agar tetap sabar dalam kebosanan, istiqamah dalam
kejenuhan, dan tegar dalam kebisingan hingga sampai pada saatnya, dosen ACC
skripsi dan mahasiswa membawa toganya (itulah impian sejati mahasiswa, hehehe).
teken by email_al_frustasi |
Ngopi
adalah membaca perjalanan. Mengeja Alif....Ba....Ta...kehidupan dalam lautan
Iqra’-Nya. Memberi Mubtada’ dan mencari Khobar-nya, memaknai Fi’il dan mentarkib Fa’il-Maf’ulnya. Sampai ketemu
dengan jelas kalam firman-Nya dan Irodah dalam ayat kauniyah-Nya. Seruputan
yang dalam, menandai makna itu telah terengguk, begitu pula seruputan yang
kedua dan seterusnya, sampai makna-makna itu menjadi lukisan, dan di akhir seruputan
lukisan itu telah memiliki warna dan dimensi.
Pada
seruputan pertama, mata yang kantuk menjadi terbuka. Seruputan kedua, selimut malam
menghampar menjadi kanvas. Seruputan ketiga, kemah fikiran mulai mengembara dan
pada seruputan ke empat, gagasan dan ide menari-nari menjadi mata pena. Di
keheningan malam, secangkir kopi mengantar pada pergulatan intelektual yang
bising, dan pergulatan spiritual yang hening. Dengan secangkir kopi, mahasiswa
menggambar sketsa irodah, memberi warna kalam kauniyah, dan memajang impian
masa depannya. maka seruputan-seruputan kopi inilah yang mengantar penulis
berkarya...untuk sekalian para pembaca yang setia.
Semoga
kedepannya semakin lebih baik lagi dalam meniti impian-impian yang saat ini
masih hanya sekedar sketsa-sketsa yang tertempel di dinding kamar dan terlukis
di atas awang-awang. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang budiman
sangat lah penulis harapkan. Silahkan lontarkan pendapat-pendapat pembaca yang
arif dalam coretan-coretan kolom komentar. :) :) :)
-----------------
Yusuf
An Nasir, 25 April 2019
https://www.sangsantri.com/
2 Komentar
Mantap sahabat. Mampir di punyaku ya.
BalasHapuswww.sabdaliterasi.blogspot.com
Siap sahabat
HapusTerima kasih