Advertisements

Header Ads

PEREMPUAN; Makhluk Mayoritas Penghuni Neraka

Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan derajat yang sama, tidak ada yang lebih diunggulkan. Kecuali, manusia yang bertakwa. Tujuannya, karena Allah ingin semua manusia berlomba-lomba dalam kebaikan dan saling menghargai berdasarkan kemanusiaan, tidak malah mendiskriminasi berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa ataupun warna kulitnya.

Namun ada sebuah hadist yang dijadikan legitimasi oleh laki-laki pemegang ideologi patriarki untuk menghardik perempuan sebagai mahkluk yang lebih rendah dan lemah. Rasulullah SAW. bersabda bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah perempuan. Lantas apakah hadist tersebut bermaksud untuk menjadikan perempuan sebagai manusia yang rendah dan harus disalahkan? Berikut matan lengkap hadist tersebut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ قَالَ تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَمَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِذِي لُبٍّ مِنْكُنَّ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَالدِّينِ قَالَ أَمَّا نُقْصَانُ الْعَقْلِ فَشَهَادَةُ امْرَأَتَيْنِ تَعْدِلُ شَهَادَةَ رَجُلٍ فَهَذَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَتَمْكُثُ اللَّيَالِي مَا تُصَلِّي وَتُفْطِرُ فِي رَمَضَانَ فَهَذَا نُقْصَانُ الدِّينِ

Artinya: “Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW. bersabda: "Wahai kaum perempuan! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat banyak di antara kalian adalah penghuni neraka." Lantas seorang perempuan yang pintar di antara mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, kenapa kaum perempuan banyak menjadi penghuni neraka?" Rasulullah menjawab: "Kalian banyak mengutuk dan mengingkari (pemberian nikmat dari) suami. Aku tidak melihat kaum yang kurang akal dan agamanya itu lebih banyak dari yang lebih memiliki akal - kecuali dari golongan kalian." Perempuan itu bertanya lagi, "Wahai Rasulullah! Apakah maksud kekurangan akal dan agama itu?" Rasulullah menjawab: "Maksud kekurangan akal ialah persaksian dua orang perempuan sama dengan persaksian seorang lelaki. Inilah yang dikatakan kekurangan akal. Begitu juga kaum perempuan tidak beribadah kala malam-malam juga akan berbuka pada bulan Ramadhan (karena sebab haid). Inilah yang dikatakan kekurangan agama" (HR. Bukhari).

Dalam ilmu hadist diajarkan sebuah metode untuk memahami makna dan maksud sebuah hadist. Sebab, bisa jadi pemaparan hadist yang shahih menjadi keliru karena cara kita memahaminya keliru. Contohnya, hadist yang berkaitan dengan kriteria memilih calon istri.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ‌تُنْكَحُ ‌المَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَدَاكَ
 
Artinya: "Dari Abi Hurairah, ia berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda: Perempuan dinikahi karena empat, yaitu harta, kemuliaan nasab, kecantikan, dan agamanya, pilihlah perempuan yang taat kepada agamanya, maka kamu akan berbahagia (beruntung)" (HR. Bukhari).

Secara redaksi hadist tersebut ditunjukan kepada pria saat mencari calon istri. Akan tetapi sebenarnya juga ditunjukan untuk perempuan ketika menentukan calon suami. Adapun penggunaan objek perempuan pada hadist tersebut dikarenakan Rasulullah menyampaikannya kepada sahabat laki-laki.

Istimewa

Dalam Faidhul Bari dijelaskan mengenai hadist terkait penghuni neraka tersebut, yang mana munculnya karena para perempuan jahiliyah sering melaknat dan mengkufuri suaminya. Sehingga hal ini sebagai bentuk pendidikan yang diupayakan Rasulullah agar para perempuan di masa Rasul tidak melakukan perbuatan yang sama.

Al-Mubarakfury dalam kitabnya Tuhfathul Ahwadzi menjelaskan, bahwa yang dimaksud dalam hadits di atas bukan berarti secara kuantitas penghuni neraka adalah perempuan, melainkan hadist tersebut hanya sebagai anjuran bagi para perempuan untuk menjaga agamanya dan dirinya agar terhindar dari api neraka.

Nabi Muhammad sebagai seorang Rasul. Tidak akan mungkin mendiskriminasi perempuan hanya karena seseorang berstatus perempuan. Justru hadist tersebut menunjukkan besarnya kepedulian Nabi terhadap perempuan. Hal ini tampak pada konteksnya, ketika Rasulullah menyampaikan kepada Shahabiyah (para sahabat dari kalangan perempuan) dengan kalimat memperingati secara langsung agar perempuan betul-betul memperhatikannya.

Nabi juga tidak pernah bersabda punghuni syurga paling sedikit adalah perempuan, pun tidak pernah bersabda mayoritas penghuni syurga adalah laki-laki. Bukankan populasi terbanyak adalah perempuan? Dalam banyak hadist Rasulullah tidak hanya memperingatkan perempuan untuk waspada terjerumus ke neraka tetapi juga laki-laki. Sebab keduanya sama-sama memiliki potensi untuk masuk syurga dan neraka.

Bahkan ada hadist Nabi dari Ibnu Sirin pada riwayat berbeda menceritakan perseteruan laki-laki dan perempuan yang kemudian bertanya kepada sahabat Abu Hurairah ra perihal perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan di surga seperti hadits riwayat Ibnu Ulayyah:

عَنْ ابْنِ سِيرِينَ قَالَ اخْتَصَمَ الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ أَيُّهُمْ فِي الْجَنَّةِ أَكْثَرُ فَسَأَلُوا أَبَا هُرَيْرَةَ فَقَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ حَدِيثِ ابْنِ عُلَيَّةَ

Artinya: “Dari Ibnu Sirin, ia bercerita bahwa laki-laki dan perempuan bertikai perihal jenis mana di antara mereka yang paling banyak menghuni surga. Mereka lalu bertanya sahabat Abu Hurairah ra, ia berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda seperti hadits riwayat Ibnu Ulayyah sebelumnya dari Abu Hurairah ra,” (HR. Muslim).

Para ulama, seperti Imam An-Nawawi, memahami bahwa hadist ini secara harfiah menegaskan bahwa perempuan merupakan mayoritas penghuni surga kelak. Perempuan yang dimaksud adalah perempuan jenis manusia bukan bidadari surga (Al-Minhaj fi Syarhi Shahih Muslim Ibnil Hajjaj).

Allah memerintah istri taat pada suami maka sudah selayaknya seorang suami juga membantunya. Seyogyanya suami tetap berusaha mendidik istri, karena istri adalah tanggung jawab suami dan suami adalah madrasah pertama bagi istri setelah menikah. Didiklah istri dengan cara yang ma'ruf dan kasih sayang. Nabi SAW. Bersabda:

اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّما هُنَّ عَوَانٌ عِنْدَكُمْ

Artinya: “Berwasiatlah kalian kepada para istri dengan kebaikan. Karena sesungguhnya mereka adalah tawanan disisi kalian" (HR. Tirmidzi).

Bagi perempuan sholehah hadist terkait penghuni neraka tidak menjadi sebuah dalil untuk merendahkan ataupun mendiskriminasinya dari syurga. Justru hadist ini menjadi motivasi dan kewaspadaan serta menyadari betapa peduli dan sayangnya Rasulullah kepada kaum perempuan. Sehingga Nabi tidak ingin perempuan menjadi penghuni neraka.

Wallahu A’lam bis Shawwab

--------------
Ummu Karromah, 16 Desember 2023

 

 
https://www.sangsantri.com/

Posting Komentar

0 Komentar