Karenanya saya seringkali
mengajukan pertanyaan kepada istri saya “Bahagiakah Bunda hidup sama Ayah?”
jawabannya pasti iya dihiasai senyuman. Tapi saya nggak percaya, Karena dia
sangat mudah mengatakan “nggak apa-apa, Yah...” padahal tangannya teriris pisau
karena mempersiapkan makan siang.
Setiap malam istri saya
ngurus anak, sementara saya khusyuk mendengkur. Di sela-sela dia tidak mampu
bangun karena terlalu lelah, saya mencoba merasakannya. Saat itu saya tahu di
dalam ketulusannya ada beban yang tidak saya tanggung bersama.
Sebagai perempuan dia tidak
sekuat saya secara fisik, saya pernah mencobanya dengan mengajak dia ikut
panco. Diulang tiga kali, tetap saja dia kalah. Anehnya, saya masih enteng saja
melihat istri saya menggendong anak lebih banyak dibanding saya.
Kok kayak-kayaknya istri
saya bertahan hidup dengan saya, walaupun tidak bahagia-bahagia banget, karena
dia tidak ingin beban yang berat saya tanggung sendiri, dia tahu saya lemah.
neng |
Edan benar, istri saya kok segitunya? dia memikirkan beban saya yang berat, walaupun selama ini jari-jarinya tidak dihiasi cincin, lengannya tanpa gelang, ketulusannya timbul dalam senyuman yang manis, seakan-akan dia ingin mengatakan boleh saja saya berkali-kali menangkal hujan tetapi dia tidak dapat menghentikan dingin. Barangkali dingin itu yang terus istri saya tiupkan ke perasaan saya yang belum sepenuhnya sadar ini.
Tapi jika pertanyaan kok
segitunya itu saya sampaikan ke dia, istri saya akan menjawab dengan santai
“bukan beban, kita sedang berbagi saja.” Aiiih santai sekali. Saya menyerah,
saya malah tidak tahu saya sudah berbagi apa dengan istri saya, jangan-jangan
saya hanya berbagi kesedihan, tetapi belum berbagi kebahagiaan.
Kedepan jalan yang akan
kami lewati bersama masih panjang. Mungkin jalannya sempit mungkin juga lebar,
yang jelas istri saya ingin saya berbagi dengan dia, sebagaimana rumus
matematika setelah angka dibagi, bebannya akan kecil.
Semoga dengan berbagi itu,
beban istri yang selama ini
ditanggungnya diam-diam menjadi lebih ringan, meyakinkan saya lebih dalam bahwa
istri saya adalah seorang perempuan yang butuh saya gandeng beriring sejalan.
---------------------------
Guntur Mz, 05 Februari 2019
https://www.sangsantri.com/
0 Komentar