Advertisements

Header Ads

AKAD; Setetes Embun Surga

Ibadah terlama adalah berumah tangga, maka bermodalkan cinta saja tidak akan cukup. Dibutuhkan banyak kesabaran serta keikhlasan agar hati senantiasa merasa tentram dan damai.

Rumah tangga ibarat hutan yang lebat, yang di dalamnya ada berbagai macam pemandangan. Ada pohon yang rindang nan menyejukan, ada hewan buas yang siap menerkam kapan saja, ada duri yang siap menusuk kulit, ada akar dan rumput yang bisa membuat kaki tersandung dan membuat terjungkal dan ada jurang yang selalu siap memisahkan jarak.

Kesabaran ibarat pohon yang menyejukan paru-paru, ego ibarat hewan buas yang siap menerkam, kicauan tetangga ibarat duri yang munusuk, Mantan dan orang ketiga ibarat akar dan rumput yang bisa membuat terjatuh serta amarah seperti jurang yang mematikan kapan saja.

Untuk sampai kesana kita harus melewati jalan terjal namun indah kala sudah dijalani. Harus melewati Akad yang terikat oleh sebuah pertemuan, kemudian merajut rasa melalui benang ta’aruf takdir, hingga menjadi sebuah simpul cinta yang indah. Sebuah ikatan rindu yang suci, sakral, penuh berkah dalam setiap detik dan hembusan nafasnya.

Istimewa

Hal terindah bukanlah sepasang muda mudi yang tengah dimabuk asmara, saling berikrar dalam janji semu semata, Membisikimu dengan hal-hal indah, puitis, romantis, memabukan, namun sesat dan sementara.

“Ada sebuah rasa padamu yang hanya mampu tersampaikan oleh larik-larik tulisan yang maknanya kurang dapat dipahami sebagai ungkapan kasih sayang. Terlalu ambigu untuk dibawa baper, terlalu menghanyutkan jika dimasukkan ke dalam hati. Dan terlalu menyakitkan ketika diberi harapan.

Degupan jantung kala ketajaman matamu menatap tak mampu terlukiskan lewat kanvas-kanvas tinta, hanya larikan suara perih di atas gelap sunyi gulita malam yang berirama, berharap ini adalah jalan Tuhan dalam bingkai tatap sapa, merajut rasa pada tali rindu, menyulam cinta pada secarik rayu”

Helleh Gombal! Bukan itu yang romantis, bukan itu yang terindah, bukan itu yang seharusnya engkau harap dan bukan itu yang bisa membawamu pada ucapan “Selamat ya, semoga Sakinah, Mawaddah, Warahmah,”

Hal romantis yang sebenarnya adalah kala sepasang anak manusia tidak saling memandang, tidak saling mengenal, tidak saling menyapa, tidak saling bertemu, namun dalam sujudnya terlambungkan namamu dengan mesranya, menembus langit tujuh, melewati Sidratul Muntaha hingga sampai pada Rabb-Nya.

Hal terindah yang sesungguhnya adalah ketika dua insan berlomba-lomba mengukir nama di sepertiga malamnya, melukisnya pada langit subuh, menitipkannya pada Fajar dan menyimpannya dalam pujian. Hingga takdir mempertemukan keduanya dalam sebuah ikatan bernama akad. Kasih suci nan abadi, penuh berkah nan kasih.

“Barakallahulakuma Wabaraka ‘Alaikuma Fi Khair”

Wallahu A’lam Bis Shawwab

-----------------

Yusuf An-nasir, 27 Mei 2021

https://www.sangsantri.com/

Posting Komentar

0 Komentar